Apakah diperbolehkan membangun pabrik di lahan pertanian?

Seiring dengan perkembangan perdagangan ekonomi dan peningkatan harga tanah saat ini, banyak perusahaan ingin membangun pabrik di lahan pertanian untuk meningkatkan produksi. Sebelum memutuskan untuk membangun sebuah proyek, perusahaan perlu menentukan dengan jelas apakah konstruksi pabrik di lahan pertanian diperbolehkan oleh hukum. Memahami kebutuhan ini, BMB Steel memutuskan untuk membagikan beberapa informasi penting untuk membantu Anda membuat keputusan terbaik bagi proyek Anda.

1. Gambaran umum lahan pertanian

Lahan pertanian (dalam Bahasa Inggris disebut Farmland atau Agricultural land) adalah jenis tanah yang dialokasikan oleh negara kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan produksi pertanian. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pertanahan 2013, berdasarkan tujuan penggunaan tanah, lahan pertanian dibagi ke dalam kategori berikut: Lahan untuk menanam tanaman tahunan; lahan untuk menanam tanaman keras; lahan hutan lindung; lahan hutan produksi; lahan hutan yang digunakan untuk kebutuhan khusus; lahan perikanan; lahan untuk produksi garam dan lahan pertanian lainnya (pembangunan rumah kaca dan jenis rumah lainnya untuk tujuan budidaya, pembangunan kandang untuk ternak,...)

2. Apakah perusahaan diperbolehkan membangun pabrik di lahan pertanian?

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pertanahan 2013, lahan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan pabrik, workshop, dan fasilitas produksi adalah lahan produksi non-pertanian. Lahan untuk produksi non-pertanian (disebut lahan SKC) mencakup lahan untuk kawasan industri, lahan untuk usaha produksi dan bisnis, lahan untuk produksi bahan bangunan, pertambangan, dan produksi layanan. Dalam layanan non-pertanian, lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan pertanian atau tempat tinggal. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pembangunan pabrik di lahan pertanian pada dasarnya tidak diperbolehkan.

Namun, jika dalam kasus operasional, suatu perusahaan perlu memperluas skala produksi, maka perusahaan tersebut sepenuhnya dapat melakukan prosedur untuk mengubah tujuan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian sebelum mengajukan izin bangunan dan memulai pembangunan.

3. Panduan untuk perubahan tujuan penggunaan tanah untuk membangun pabrik di lahan pertanian

Jika Anda ingin membangun pabrik di lahan pertanian, Anda perlu mengajukan izin untuk mengubah tujuan penggunaan tanah agar dapat mengubah lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Berikut adalah proses untuk mengajukan izin perubahan pemakaian tanah:

Langkah 1: Ajukan permohonan perubahan tujuan penggunaan tanah kepada pemerintah setempat

Pemilik tanah perlu menyiapkan satu set dokumen yang mencakup dokumen-dokumen berikut:

• Permohonan perubahan tujuan penggunaan tanah. Anda dapat melihat formulir permohonan di sini.
• Permohonan untuk pendaftaran perubahan tanah dan properti yang terlampir pada tanah.
• Sertifikat hak penggunaan tanah, kepemilikan rumah dan aset terkait tanah lainnya, sertifikat kepemilikan rumah dan hak menggunakan lahan tempat tinggal.

Langkah 2: Bayar biaya untuk perubahan tujuan penggunaan tanah sesuai dengan Pemberitahuan pembayaran pajak penggunaan tanah dari otoritas pajak

Pemilik tanah membayar biaya ketika mengubah tujuan penggunaan tanah dari lahan pertanian menjadi lahan permukiman sesuai dengan ketentuan Peraturan 45/2014/ND-CP.

Langkah 3: Dapatkan hasilnya

Hasil apakah diizinkan atau tidak untuk mengubah tujuan penggunaan tanah akan direspons oleh Badan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di tempat permohonan diajukan paling lambat 15 hari dari tanggal penerimaan aplikasi yang valid.

Setelah mendapatkan izin untuk mengubah tujuan penggunaan tanah, perusahaan dapat secara sah membangun pabrik di lahan pertanian. Selain menggunakan lahan pertanian, bisnis juga dapat mempertimbangkan orientasi pembangunan pabrik di lahan permukiman untuk memperluas produksi. Namun, perusahaan perlu mempelajari dengan cermat ketentuan hukum tentang tujuan penggunaan jenis tanah ini agar dapat digunakan secara benar tanpa melanggar hukum.

Membangun pabrik adalah kegiatan yang penting dan membutuhkan biaya besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, saat memulai pembangunan pabrik, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal berikut untuk memfasilitasi kegiatan konstruksi dan menghemat biaya.

4. Catatan saat membangun pabrik di lahan pertanian

4.1 Perencanaan keuangan yang tepat

Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan saat membangun fasilitas produksi baru adalah berapa banyak biayanya. Membuat estimasi biaya yang seimbang dan menyeluruh akan membantu perusahaan Anda menghemat biaya konstruksi maksimum.

4.2. Memilih model pabrik yang tepat

Pemilihan model pabrik secara langsung mempengaruhi operasi dan produksi serta bisnis perusahaan, sehingga Anda perlu mempertimbangkan dengan cermat model pabrik yang sesuai. Anda dapat menghubungi BMB Steel untuk konsultasi mengenai model pabrik modern yang cocok untuk tujuan produksi Anda.

4.3.Memilih kontraktor yang tepat untuk merancang dan membangun pabrik

Agar pabrik memberikan efisiensi tertinggi selama operasi, selain menemukan model pabrik yang tepat, perusahaan sebaiknya memilih kontraktor konstruksi yang terpercaya untuk mendapatkan saran dan kerjasama.

Dengan pengalaman kerja bertahun-tahun di bidang konstruksi dengan teknik tinggi dan tim konstruksi yang profesional, BMB Steel berkomitmen untuk memberikan layanan berkualitas kepada pelanggan dengan harga yang wajar. BMB Steel selalu menemani Anda untuk membangun karya besar.